Sabtu, 25 September 2010

TAROT DAN PEMILU

Zizylain permainan tarot yang berkesan yang pernah saya alami adalah saat pemilihan presiden Tahun 2009.
Dengan memakai kartu remi, saya tandai kartu mana mewakili arti apa menurut buku panduan tarot. Antara percaya dan tak percaya permainan tarot dan penasaran siapa yang bakalan jadi presiden, saya memulai aksi misterius ini.

Pertayaan pertama kira-kira: Apakah JK menjadi Presiden RI tahun ini.
Kartu yang terbuka menunjukkan kartu negatif berarti bukan Dia menurut versi saya.
Kartu kedua terbuka menunjukkan golongan kartu positif dengan pertanyaan: Apakah Megawati Sukarnoputri yang jadi presiden. Berarti, Ya.
Selanjutnya,Apakah SBY yang memenangi pemilu kali ini, dan jawabannya, Ya, untuk arti kartu positif.
Saya berkesimpulan, dengan terbukanya ketiga kartu itu dengan tema pertanyaan yang sama, JK kalah dan Megawati Sukarnoputri serta SBY keluar sebagai pemenang pemilu atau sama-sama berpeluang jadi presiden.

Dihari yang sama, saya mulai menebar tarot lagi dan mencoba menafsirkannya. Dari pertanyaan dan metode yang sama, tetap menunjukkan arti yang sama meski kartu yang terbuka berbeda.Saya merobah formulasi tebaran tapi tetap pertanyaan yang sama sebelumnya. JK diversuskan dengan SBY hasilnya JK negatif; JK versus Megawati Sukarnoputri hasilnya JK positif; Megawati lawan SBY dan SBY negatif. Saya malah bingung dan merasa terjebak pertanyaan dan keinginanku sendiri. Saking bingunnya tebaran terpaksa direhat. Keluar dari dunia intuisi yang membingunkan dan mencoba ke dunia logika.

Meski SBY smart, tenang, santun dan berwibawa, banyak  lebih condong ke JK yang dinilai santai,  terbuka, spontan dan bisa ditebak jalan pikirannya. Kalau SBY dengan Megawati, oleh banyak pengamat, SBY diunggulkan apalagi banyak partai pendukungnnya, tapi Megawati tidak bisa diabaikan di samping pendukung setianya dari golongan menengah ke bawah juga banyak tokoh-tokoh yang tidak tampak di publik mendukungnnya dengan diam-diam.Bisa jadi apa yang tidak terduga jadi nyata apalagi politik tak dapat diprediksi sekalipun oleh ahli politik.

Saya kembali menebar kartu di hari yang sama. Lagi-lagi saya ikutkan JK/Wiranto untuk menguji akurasi tebaran, tapi mereka tidak tampak, saya ulangi lagi sekali lagi, tetap tak muncul munkin sudah menyalahi aturan pertarotan.

Tebaran berikutnya, SBY melawan Megawati. Saya berusaha mengesampinkan pikiran-pikiran dari setiap tebaran kartu Megawati yang saya anggap misterius, hasilnya SBY menunjukkan kartu golongan positif. Kembali menebarkan sisa kocokan kartu dengan pertanyaan: kenapa SBY menang, saya inpretasikan karena banyak dukungan meski lupa kartu apa yang terbuka saat itu, kesimpulan itu saya abaikan karena mungkin terpengaruh tanyangan dan pemberitaan media. Kembali membukan sisa kocokan kartu yang lain dan yang terbuka adalah 10 tongkat dengan pertanyaan: Apakah pemerintahannya lebih baik dari periode sebelumnya? . Bukankah berarti lebih baik tapi juga lebih repot?. Wallahuw wallam bis sawab.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar