Selasa, 28 September 2010

Tahun sulit SBY

Tahun pertama pemerintahan SBY/BUDIONO tampaknya tahun sulit dan merepotkan, bukan cuma tatanan birokrasi yang didesak perlu direformasi, tetapi juga tindak kriminal  semakin canggih dan berani termasuk teroris yang seakan tak ada habisnya.

Ada beberapa hal menurut saya merepotkan pemerintahan khususnya Presiden SBY.

Budiono sebagai Wakil Presiden adalah pilihan politik SBY dinilai banyak orang sebagai pilihan kontroversial.Meski Budiono pembawaannya kalem, tenang, lurus, tidak ambisius, dan banyak prestasi ekonomi, tapi tidak bisa banyak membela diri atas tuduhan perpanjangan tangan ekonomi Barat. Sikap diamnya itu semakin menguatkan dugaan. Berbeda dengan JK yang spontan, agresif menanggapi setiap isu yang ditujukan pada mereka. Tapi sikap JK ini oleh SBY yang penuh perhitungan taktik dan strategi, merasa dilangkahi dan ini bisa membuat citra JK lebih real president. Sby tentu tidak mau terus-menerus diisukan pemerintahan dualisme kepemimpinan yang dalam teori militer " akar SBY" sangat berbahaya. Di satu zizy, SBY tidak perlu repot melayani setiap tuduhan.Dan terakhir, Wakil Presiden Budiono tersandung skandal Bank Century. Otomatis presiden yang satu paket dengan wakilnya terbawa-bawa. Yang sedikit membantu disamping bangsa kita sebagian sentimentil  (pemaaf) adalah Budiono tidak ambisius serta ikhlas mengundurkan diri bila itu dikehendaki banyak orang juga bisa memahami keputusannya dalam masalah Century saat jadi Gubernur Bank. Semoga Budiono bisa membuktikan diri kalau Ia memang pantas menjadi Wakil Presiden kalau perlu jadi Presiden selanjutnya.

Sebagian orang dekat SBY juga ikut merepotkan. Mereka sering membuat pernyatan dan sikap pencitraan oleh pihak lain dinilai berlebihan. Kita bisa lihat masalah jabatan Jaksa Agung. Tidak perlu sampai ke Mahkamah Konstitusi seandainya orang dekat SBY jeli melihat peluang kritikus masuk. Meski banyak meng-counter dan berkali-kali tapi sudah terlanjur jadi isu nasional dan konsumsi publik. Pun setelah keluar putusan MK orang-orang dekat presiden tetap menganggap putusan itu tidak ada pengaruhnya alias Hendarman Supanji tetap sebagai Jaksa Agung selama ada surat pemberhentian dari yang mengankatnya. Sebagai orang yang mengagungkan hukum sebagai panglima, SBY akhirnya mengeluarkan putusan pemberhentian Hendarman Supanji. SBY lagi yang repot atas ngotot orang-orang dekatnya.

Anggota partai koalisi juga punya andil tersendiri. Segala kebijakan SBY/BUDIONO harus dengan komfirmasi dan persetujuan anggota pendukung pemerintah.Banyak anggota berarti banyak juga kepentingan dan mustahil semua kepentingan itu dapat dipenuhi. Semua merasa berjasa syukur-syukur kalau tidak ada yang  merasa lebih berjasa dari yang lainnya dan minta lebih. Pasti ada rasa tidak adil. Ada rasa sakit hati. Di kabinet bisa saja tampak kompak tapi di parlemen belum tentu apalagi di parlemen kepentingan dan tujuan politik lebih beragam lagi. seperti kasus Century, banyak anggota pendukung pemerintah memilih keputusan menyalahkan Budiono. Akibatnya muncul istilah "ada dusta di antara kita", lebih jauhnya ada isu resufle kabinet dari orang-orang dekat SBY sendiri. Tidak tertutup kemunkinan hanya gertak untuk mengukur kesetiaan anggota koalisi.

Hal lainnya datang dari kelompok oposisi. Meski bukan berarti oposis murni yang dikenal di negara-negara liberal. Selalu ada isu panas yang dimunculkan apalagi kalau sumbernya  datang dari  kekuasan. Konversi tabung gas yang tiap hari diberitakan menimbulkan korban. Teroris yang semakin berani. Atau korupsi semakin menjadi-jadi dan tidak berbanding dengan eksekusinya.

Munkin yang lainnya adalah Kalangan opurtunis. Melihat priode SBY sudah memasuki ambang batas tentu banyak ancang-ancang memperkokoh kedudukan, mencari posisi lain yang lebih menguntungkan tapi dengan mengabaikan alur-alur yang digariskan SBY sendiri. Akan timbul istilah habis manis sepah terbuang. Seperti Pimpinan yang lalu-lalu. Soekarno, Soeharto yang dielukkan sebagai Bapak Pembangunan sekarang hampir semua orang berbalik, Abdurrahman Wahid ditinggalkan orang-orang dekatnya setelah tidak berkuasa lagi, Megawati banyak pendukungnnya mendirikan partai baru, begitupun akan terjadi pada Susilo Bambang Yudoyono. Mudah-mudahan SBY tidam menjadi korban opurtunis.
     















    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar