Senin, 29 November 2010

Busro, Basrief, SBY seutuhnya

 
 
Akhirnya, Busro Muqaddos terpilih jadi ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Demikian juga Basrief Arief dihampir bersamaan ditunjuk memimpin Kejaksaan Agung menggantikan Hendarman Supanji. Kepada merekalah dipercayakan tugas dan tanggungjawab bangsa dan negara. 
 
Tapi biar bagaimanapun, mereka bukanlah malaikat. Busro, Basrief, SBY atau yang lainnya punya zizykemanusiaan. Punya rasa senang dan susah. Rasa tergugah membalas budi dan jasa-jasa orang terhadapnya. Mereka sadar kalau posisinya sekarang juga karena berkat campur jasa orang lain. Tidak ada yang salah malah lumrah membalas budi, yang salah setidaknya kurang wajar apabila balasannya itu tidak adil alias merugikan sebagian besar pihak lain.
 
Untuk itulah para pejabat publik sebutlah Busro Muqaddos sebagai ketua KPK, Basrief Arief sebagai Jaksa Agung atau SBY selaku Presiden RI, bukanlah dirinya seutuhnya, integritas dirinya tidak murni seperti sebelum menjabat. Kini harus mempertimbangkan saran, idea atau pemikiran pihak lain yang berjasa kepadanya. Itu sudah menjadi tuntutan moral. Kalau pendapat atau usul pertimbangan itu tidak adil dan hanya menguntungkan pribadi pengusul/berjasa, maka kehormatan dan jabatan sudah dipertaruhkan.
 
Akankah Busro Muqaddos mempertaruhkan harga diri dan kehormatan integritas pribadinya demi jabatan yang hanya satu tahun? Kita lihat nanti dan terbukti semua pejabat aslinya terlihat setelah tidak menjabat lagi 

Kamis, 25 November 2010

MISTERI GAYUS DI NUSA DUA

Setidaknya tiga misteri keberadaan gayus H Tambunan di Bali yaitu murni ingin menghibur diri, kedua karena bisnis dan yang ketiga terdapat motif politis.

Kalau Gayus  di Nusa Dua, Bali, semata-mata untuk menghibur diri dari jenuhnya penjara, kenapa musti jauh-jauh ke Bali.  Apa karena merasa tidak ada yang menyangka apalagi mengenalinya. Bukankah kasusnya masih hangatnya dan  menjadi sorotan publik 

Mungkinkah Gayus punya kepentingan bisnis ? melihat big boss group bakri ada di tempat sama pun terlihat khalayak di tempat sama. Mungkin saja karena Gayus menangani masalah beberapa perusahaan bos besar itu yang kemudian teridentifikasi kolusi dan merugikan keuangan negara, Meskipun gayus membantah ada unsur selain ingin menghibur diri seperti beberapa tahanan lainnya yang sering keluar penjara, serta sang bos besar bakri menyatakan ini dipolisir dan kalau hanya ingin ketemu Gayus tak perlu jauh-jauh ke Bali, sudah terlanjur menjadi isu politik dan dipolitisir. Alangkah tidak profesionalnya Bos Bakri itu seandainya ke Bali hanya untuk  dial dengan orang yang banyak tahu tentang perusahannnya yang dianggap bermasalah. Pasti banyak orang dekat big boss yang bisa mengurus masalah semacam itu. Tidak ketinggalan partai politik yang juga big boss sebagai ketuanya mengcounter setiap tuduhan yang di arahkan kepada mereka dan pribadi sang bos besar. mereka menuduh Gayus diperalat atau saling memperalat demi kepentingan pribadi atau golongan tertentu. Mereka melihat kejanggalan saat Gayus menonton turnamen tenis dunia yang diadakan di nusa dua bali padahal Gayus tidak punya riwayat menyukai permainan tenis. Gayanyapun seakan ingin mempertontonkan diri meski dengan samaran kurang sempurna alias gampang ditebak. Dan pada akhirnya berhasil disorot kamera wartawan yang kemudian mempublikasikannya.

Apakah ada pihak lain yang  mencoba memancing di air keruh ataukah ada partai politik rival partai group bakri yang sengaja memasang konspirasi? atau jangan-jangan partai yang bersangkutan dibaliknya untuk menakar sentimen politik pra tahun 2014? atau jangan-jangan wartawan yang bersangkutanpun terlibat persekongkolan dengan pihak yang mana dan maksud apa. Ataukah keberadaan Gayus di Bali sengaja diatur oleh pihak-pihak tertentu untuk menyerang pribadi Susnoduaji yang disebut-sebut sebagai Wistle Blower yang katanya juga sering keluar tahanan tanpa melalui prosedur yang kemudian menginsfirasi Gayus keluar tahanan atau juga serangan itu diujukan kepada institusi kepolisian secara umum?

Ini benar-benar masih misteri dan akan terus menyisakan misteri lain dan Gayus terus menjadi ancaman bagi yang lain. 

Sabtu, 20 November 2010

Kotak Pandora isi Gayus

Sebuah mitologi Yunani dikisahkan dewa tertinggi, Zeus, marah besar kepada para Titan, karena membocorkan rahasia pengetahuan dari puncak Olympus kepada umat manusia. Titan yang paling dibencinya  adalah Prometheus dan Epimetheus. Prometheus dihukum dengan cara tiap hari hatinya dimakan burung elang suruhan Zeus, sedangkan Epimetheus dihukum melalui Pandora.

Pandora adalah sebuah patung perempuan cantik yang kemudian diberi kehidupan dan beberapa keberkahan lainnya termasuk rasa ingin tahu oleh Dewa Zeus. Siapa yang melihat Pandora pasti akan jatuh hati tidak terkecuali Epimetheus yang kemudian berhasil mempersuntingnya. Sebagai hadiah perkawinan, Dewa Zeus yang dari dulu dendam kepada Titan, menitipkan sebuah kotak untuk pandora, tapi tidak boleh dibuka oleh siapapun termasuk Pandora sendiri.
Suatu hari, Pandora yang biasanya teguh memegan janji dan tanggung jawab tidak membuka kotak titipan Zeus, dikalahkan oleh rasa ingin tahunya apa isi kotak itu. Dibukanya kotak titipan Dewa Zeus itu dan keluarlah segala kejahatan dan menjadi ancaman bagi semua orang.

Benar tidaknya itu hanyalah mitos fiktif, yang terang ada kemiripan setidaknya saya mirip-miripkan sendiri dengan salah satu dan kemudian melahirkan banyak kasus lainnya di tanah air.

Bermula Komjend Susnoduaji mengunkap kejahatan pajak yang dilakukan Gayus Tambunan. Dampaknya besar dan melibatkan banyak pihak termasuk institusi kepolisian bahkan peradilan. Temuan terakhir didapat seratusan perusahaan yang pernah ditangani Gayus terindikasi bermasalah dan dicurigai terjadi praktek kolusi dan korupsi diantara korbannya adalah Alif Kuncoro, konsultan pajak termasuk beberapa atasan Gayus sendiri di lingkungan perpajakan di tuntut memberikan kesaksian tidak benar.

Dari institusi kepolisian yang terlibat diantaranya: Edmond Ilyas dan Raja Erizman dituduh melanggar kode etik kepolisian karena membuka blokir rekening bank Gayus. Arafat Enani dan Sumarni dituduh menerima suap dari penanganan kasus Gayus.

Pihak lain yang melibatkan diri adalah hakim yang menangani kasus pajak itu, karena membebaskan tuduhan dan tuntutan kepada Gayus. Alasan pembebasan tuntutan itu karena tuntutan jaksa penuntut sangat lemah dan tidak berdasar, setelah diusut ditengarai terjadi permufakatan antara pihak hakin dengan jaksa penuntut. Pun pengacara Gayus juga beserta anak buahnya tidak lepas dari dari persekonkolan dengan cara merekayasa aliran uang direkening Gayus. Begitupula dengan Andi Kosasi diseret ke hadapan hukum atas tuduhan terlibat pencucian uang dengan modus mengaku semua uang direkening Gayus adalah miliknya, faktanya dia malah dapat bagian juga dari Gayus.

Masalah  baru yang lainnya, ternyata Gayus sering meninggalkan rumah tahanannya tanpa alasan yang dapat dibenarkan undang-undang. Setelah diusut rupanya menyogok Kepala Rumah tahanan dan beberapa bawahannya untuk dapat keluar kemana-mana dan baru kembali saat akan disidang.

Ternyata ulahnya itu terbongkar sewaktu tertangkap kemera wartawan di turnamen tenis di Nusa Dua Bali meski dalam penampilan sedikit tersamar. Ini baru awal dapat korban. Keberadaanya di Bali pasti tidak bekerja dan rencana sendiri. Apakah istrinya juga akan terlibat melihat keberdaannya ditempat sama, siapa pemasok uang suap yang katanya Gayus sudah bangkrut. Adakah suatu konspirasi yang lebih besar dibalik keberadaannya di Bali?.

Dan Susnoduaji telah membuka kotak Pandora yang ternyata isinya Gayus Halomoan Tambunan yang akan menyambar dan akan mewabah bagi semua orang, akankah Susnoduaji juga terimbas dari terbukanya Kotak Kasus yang dulu pernah menjadi otoritasnya?.