Senin, 14 Februari 2011

PONYO Di Valentine


Film animasi "Ponyo On A Cliff, By The Sea" garapan Hayao Miyazaki mengingatkan legenda 'Putri Duyung dari berbagai versi; Aladin (Jin dikeluarkan dari teko ajaib); Putri Salju yang hidup kembali setelah dikecup seoraang pangeran; bahkan kisah Romeo dan Juliet yang hubungan asmaranya ditentang orang tua. Bukan hanya itu yang membuatnya lebih menarik, tapi juga moment penayangannya oleh salah satu Tv berbahasa Mandarin tepat disaat-saat valentine. Saat-saat sebagian orang merayakan hari kasih sayang, meski saya bukan salah satu orang pengikut hingar-bingar Valentine.

Bagaimana tidak pihak-pihak yang terlibat, mencoba memaknai dan mengungkapkan sebuah hubungan cinta kasih. Cinta dimaknai saling memberi dan menerima pasangan secara tulus ikhlas antara Ponyo dan Sosuke. Keinginan kuat Si Ikan kecil menjadi seorang manusia. Lisa(ibu Sosuke) yang memberikan kasihnya pada penghuni jompo tempat ia mengabdi. Ayah Ponyo mengkuatirkan anaknya bergaul dengan manusia yang dinilai banyak membuat kerusakan ekosistem laut, yang mirip cinta kasih Romeo dan Juliet terhalang keegoisan orang tua. Atau mungkin Lisa dengan setia menanti suaminya(Koichi) yang jarang di rumah karena melaut.

 Di kisahkan seekor ikan bernama Brunhilda rambut merah hampir mirip manusia (mungkin karena lahir dari  Dewi laut.Granmammare dan bapak yang setengah dewa.Fujimoto. bosan dengan kehidupan laut dan berpetualang sampai di pantai dalam keadaan kepala terjepit masuk botol kaca. Untung diselamatkan oleh Sosuke anak umur 5 tahun.



Karena di samping lucu juga dapat menirukan kata-kata yang diucapkan Sosuke, dibawalah pulang ikan kecil itu dan dinamakan Ponyo. Ponyopun menyukai nama barunya itu daripada nama Brunhilda. Kemana-mana sosuke membawa ikan sahabatnya itu dalam ember kecil meskipun harus menyembunyikan dari teman-teman sekolahnya. Saking senangnya Ponyo dan kasih sayangnya Sosuke sehingga terjaling cinta yang mendalam antara dua mahluk berbeda itu. Sosuke tidak mau berpisah dengan Ponyo sehingga ikan kecil itu memutuskan untuk menjadi manusia. Hal ini diketahui bapak Ponyo dan sangat tidak menyukainya karena beda alam serta manusia sering membuat masalah bukan hanya pada pasangannya tapi juga tidak bersahabat dengan laut. Diperintahnya jin laut untuk membawa pulang anaknya.  Perpisahan ini sangat memberatkan Ponyo dan Sosuke. Saking cintanya Ponyo pada Sosuke dan keinginan kuat menjadi manusia, Ponyo mencuri ilmu sihir ayahnya. Berbekal kemamampuan sihir dan bantuan saudara-saudaranya, Ponyo menjadi manusia dan bersama Sosuke lagi meski terkadang berubah setengah ikan, lagipula  dikutuk, apabila Sosuke yang dicintainya ada perasan cinta kepada wanita lain, maka Ponyo selamanya menjadi busa terombang-ambing di tengah lautan. Sosukepun berjanji dihadapan ibu Ponyo untuk selalu mencintai Ponyo apa adanya tidak peduli ia manusia atau ikan. Untuk membuktikannya dan sebagai heppy ending ia harus mencium balon berisikan si ikan Ponyo.

Sebagai catatan pribadi di saat Valentine ini, ada beberapa saya garis bawahi: keinginan kuat menjadi apa yang dicintai dan menyatukan perasaan---mencintai apa adanya tanpa embel-embel yang dapat membagi satu cinta---berbeda-beda penapsiran tentang cinta dari berbagai sudut tapi hakekatnya hanya satu yaitu mengendalikan keegoisan.