Minggu, 23 Januari 2011

INCOGNITO Kepala Negara

Suatu waktu Harun Al Rashid, salah satu khalifah dinasty Abbasyiah, meminta laporan keadaan rakyatnya kepada Abunawas, sastrawan sekaligus pelipur dikala baginda lara. Laporan Abunawas sungguh mengagetkan karena banyak sangat bertentangan dengan laporan pembantu-pembantu resmi kerajaan yang ditugaskan untuk itu. Mereka mengatakan pemerintahan sukses, praktek perbudakan berhasil ditekan, angka kemiskinan berhasil diminimalkan sampai beberapa persen, politik dan keamanan terjamin.

Untuk membuktikan laporan orang-orang dekat tidak sesuai fakta lapangan dan laporannya benar, Abunawas punya ide. Untuk itu Baginda Harun Al Rashid harus mengganti pakaian kebesaran yang selama ini selalu dikenakan dengan pakaian yang telah disediakan Abunawas dan diminta menunggu disebuah tepi hutan. Hingga salah seorang menemuinya. Orang itu adalah pedagan budak dan tahulah Harun Al Rashid kalau dirinya telah dijual Abunawas setelah ditunjukkan surat keterangan bertanda Abunawas.

Meski merasa terhina, tapi tetap menurut ikut orang yang sudah membelinya demi ide Abunawas yang belum dimengertinya. 

Sesampainya dirumah tuannya, Harun Al Rashid dipaksa bekerja memotong-motong tumpukan kayu bakar. Beberapa kali dicoba tapi tetap tidak bisa. Dia berpikir orang yang bisa membeli budak saja harus susah payah mengurus kayu bakar bagaimana yang tidak bisa. Orang mesti banting tulang memenuhi kehidupannya. mungkin orang sering bertengkar gara-gara sepele seperti dirinya dibentak-bentak dipaksa bekerja benar. Tidak sama dengan yang dialami selama ini. Mau apa saja dan kapan saja tidak ada masalah. Pelayanan serba cepat dan sempurna oleh orang-orang yang selalu menampakkan senyum manis tanpa beban.

Tuannya melihat budak yang baru dibelinya itu aneh dan bodoh. memegang kanpak saja tidak benar apalagi hasil kerjanya. Ia merasa rugi membelinya. Dipukulnya budaknya itu hingga Harun Al Rashid tidak tahan dan menunjukkan identitas kalau sebenarnya dirinya adalah Khalifah. Orang yang sempat membelinya itu dimaafkan dan Abunawas diminta penjelasannya. Setelah kejadian itu, Khalifah Harun Al Rashid sering melakukan penyamaran dengan caranya sendiri tanpa melibatkan orang lain untuk melihat keadaan rakyatnya secara langsung. 

Cara Harun Al Rashid itu, orang-orang mengistilahkan INCOGNITO. Kabarnya Presiden Sukarno terinsfirasi dari cara  itu, yang pada awal-awal pemerintahannya sering dilakukan.

Seandainya Presiden SBY juga terinsfirasi incognitonya Al Rashid dan meluangkan sebagian kecil waktunya berincognito, tentu tuduhan sebagian orang kalau pemerintahannya melakukan kebohongan publik tidak heboh seperti sekarang.

Saya percaya pribadi SBY, bahkan Sukarno, Suharto dan seterusnya bukanlah pembohong, tapi salah satu korban kehongang Asal Bapak Senang